Selasa, 05 Juni 2012

Analisa Kredit


ANALISA KREDIT


Fungsi Bank pemerintah adalah untuk memberikan pelayanan kepada pemerintah, dunia usaha dan perorangan. Kegiatan yang penting adalah membiayai proyek pembangunan yang bertujuan menggairahkan industri baru maupun yang sedang berkembang, dalam wujud menyediakan dana atau pemberian kredit.
Pemberian kredit ini megandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat bank teknis; yang terkenal dengan 5 C, yiatu :
1.      Character
Bank mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansiilnya.
2.      Capacity
Ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya, baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya.
3.      Capital
Ini menunjukkan posisi finansiil perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh ratio finansiilnya dalam penekanan pada komposisi ”tangible net worth”nya. Bank harus mengetahui bagaimana pertimbangan antara jumlah hutang dan jumlah modal sendiri.
4.      Collateral
Collateral berarti jaminan. Ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh Bank.
5.      Conditions
Bank harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha si peminta kredit.
Disamping formula ”5C” tersebut diatas, didalam pemberian kredit Bank akan memperhatikan aspek-askpek pertimbangan kredit untuk menilai kelayakan suatu usaha yang akan dibiayai oleh kredit Bank. Secara umum aspek-aspek pertimbangan tersebut meliputi :
1.      Aspek Umum;
2.      Aspek Ekonomi/Komersiil
3.      Aspek Teknik
4.      Aspek Yuridis
5.      Aspek Kemanfaatan dan Kesempatan kerja
6.      Aspek Keuangan
Dalam hubungannya dengan penilaian aspek finansiil suatu permohonan kredit, hal-hal yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :
a.       Neraca dan Laporan Rugi Laba
b.      Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
c.       Rencana Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Cash Budget)
d.      Proyeksi Laporan Keuangan
e.       Penilaian Proyek Investasi
f.       Perhitungan Kebutuhan Kredit
g.      Rencana Anggaran Kredit (Repayment Schedule)

Penilaian Laporan Keuangan
Cara yang umum diterima untuk meneliti keadaan keuangan seorang nasabah, ialah dengan jalan memperoleh Neraca, Laporan Rugi Laba dan keterangan lainnya. Sebaiknya diusahakan agar diperoleh laporan keuangan yang sudah diaudit, karena auditor dapat memberikan pandangan yang bebas tentang keadaan keuangan nasabah sebagai hasil dari pemeriksaannya terhadap pembukuan nasabah.
Sebelum melangkah dalam penilaian Neraca dan Laporan Rugi Laba, maka perlu diperhatikan apakah data yang disajikan sudah sesui dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan terjamin kebenarannya. Sedapat mungkin diperoleh laporan keuangan untuk beberapa periode atau minimal laporan keuangan 2 periode yang terakhir.
Terhadap laporan keuangan ini antara lain dapat diterapkan teknik analisa sebagai berikut :
·         Analisa per pos/komponen, adalah meneliti/menganalisa masing-masing pos yang ada dalam neraca maupun laporan rugi laba. Misalnya : Analisa terhadap pos Piutang Dagang
·         Analisa Prosentase per komponen. Dalam teknik ini laporan keuangan disajikan dalam prosentase-prosentase; yaitu prosentase dari masing-masing pos neraca terhadap total aktiva, sedangkan untuk pos-pos laporan rugi laba prosentase dihitung bea terhadap jumlah penjualan bersih.
·         Analisa Perbandingan/Analisa Naik Turun. Dalam analisa ini kita mengadakan perbandingan pos-pos dalam neraca dan laporan rugi laba dari suatu periode dengan periode yang lainnya (periode yang berurutan).
·         Analisa Ratio. Ratio menggambarkan perimbangan antara suatu pos dengan pos yang lain, baik yang tercantum dalam neraca maupun laporan rugi laba untuk mengetahui posisi keuangan nasabah/calon peminjam kredit.
Di bawah ini beberapa ratio yang penting dalam hubungannya dengan kepentingan analisa kredit:
1. Ratio Likuiditas, yaitu ratio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai  operasi dan kewajiban finansiil pada sat ditagih
a.   Current ratio = Aktiva Lancar + Hutang Lancar
b.   Cash ratio = (Kas + Bank) + Hutang Lancar
 Persediaan-c.   Quick ratio = Aktiva Lancar 
d.  Hutang-Inventory to working capital = Persediaan + (Aktiva Lancar  Lancar) atau Persediaan + Modal Kerja


2.  Ratio Leverage
a.    Debt to equity ratio = Total Hutang + Modal Sendiri
b.    Current liabilities to net worth = Hutang Lancar + Modal Sendiri
c.    Tangible assets debt coverage = Aktiva Tetap Berwujud + Hutang Jangka Panjang
d.    Long term debt to equity ratio = Hutang Jangka Panjang + Modal Sendiri
e.    Debt service = (EBIT - Pajak + Bunga ) + (Angsuran Kredit + Bunga)
3. Ratio Aktivitas
a.    Perputaran persediaan (Inventory turn over), yaitu ratio antara penjualan dengan rata-rata  persediaan yang dinilai berdasar harga jual atau kalau memungkinkan ratio ini dihitung dengan memperbandingkan antara Harga Pokok Penjualan dengan rata-rata persediaan.
b.    Average collection periode = Piutang + Penjualan Neto perhari secara kredit
c.    Perputaran Aktiva Tetap (Fixed assets turn over) = Penjualan Neto + Aktiva Tetap
d.  Perputaran Modal Kerja (Working capital turn over) = Penjualan Neto + Modal Kerja
4  Ratio Rentabilitas
a.    Profit margin; dalam hubungannya antara profit margin dengan penjualan
b.    Return on investment; ratio antara laba operasionil dengan total aktiva (%)
c.     Return on equity; ratio antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri
d.    Laba per lembar saham; ratio antara laba dengan lembar saham yang beredar.
Dengan mengadakan analisa ratio akan diketahui perkembangan atau kecenderungan posisi keuangan perusahaan. Tetapi hasil analisa ratio tersebut bukan merupakan suatu alat yang dapat memberikan jawaban yang pasti untuk keputusan akhir pemberian kredit. Analisa ratio hanya dianggap sebagai langkah permulaan dari proses pengambilan keputusan untuk memberikan kredit.

Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Maksud utama analisa ini adalah untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai/dipenuhi. Dari mana datangnya dana dan untuk apa dana itu digunakan. Dengan mengadakan analisa terhadap laporan tersebut dapat diketahui bagaimana perusahaan itu mengelola/menggunakan dana yang dimiliki. Pengertian dana disini adalah sama dengan modal kerja yaitu selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

Rencana Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Budget Kas)
Budget kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluran uang tunai yang bertalian dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas (cash flow) perusahaan tersebut. Dari budget kas akan dapat ditentukan :
·         kapan dan berapa besarnya deposisi kredit akan dilaksanakan, serta jangka waktu kreditnya
·         kapan dan berapa besarnya angsuran kredit dapat dilakukan
·         kemungkinan adanya surplus/defisit karena rencana operasi perusahaan
Kalau diperbandingkan dengan analisa laporan sumber dan penggunaan kas, maka perbedaannya terleyak pada tujuannya. Laporan sumber dan penggunaan kas menunjukkan darimana uang kas diterima dan digunakan untuk apa saja uang kas yang telah/akan diterima dalam periode tersebut, sedangkan budget kas tujuannya lebih jauh dari itu yaitu ingin mengetahui saat-saat penerimaan dan pengeluaran uang (serta jumlahnya masing-masing) serta saat-saat adanya surplus atau defisit kas.
Penyusunan budget kas, menurut Drs. Bambang Riyanto, dapat dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut :
  1. menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasionil perusahaan
  2. menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari Bank atau sumber-sumber dan lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan.
  3. menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansiil dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasionil dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

prinsip 7P dan prinsip 3R dalam analisa kredit; yaitu:
1.    Personality
Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya (kelahiran, pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan, dan sebagainya), hobi, keadaan keluarga (istri, anak), social standing (pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana pendapat masyarakat tentang diri si peminjam), serta hal-hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian si peminjam.
2.    Purpose
Mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. Apakah akan digunakannya untuk berdagang, atau untuk membeli rumah atauuntuk tujuan lainnya. Selain itu apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of business kredit yang bersangkutan. Misalnya, tujuan atau keperluan kredit untuk perkapalan sedangkan line of business bank dalam bidang pertanian.
3.    Prospect
Yang dimaksud dengan prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha si peminjam. ini dapat diketahui dari perkembangan usaha peminjam selama beberapa bulan/tahun, perkembangan keadaan ekonomi perdagangan, keaadaan ekonomi/perdagangan sektor usaha si peminjam, kekuatan keuangan perusahaan yang dibuat dari earning power (kekuatan pendapatan/keuntungan) masa lalu dan perkiraan masa mendatang.
4.    Payment
      Mengetahui bagaimana perkiraan pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospek, kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah pengambilannya.

5.    Profitability
Menilai berapa tingkat keuntungan yang akan diraih calon debitur, bagaimana polanya, apakah makin lama makin besar atau sebaliknya.
6.    Protection
Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.
7.    Parti
Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian fasilitas.

Tujuh unsur dalam konsep 7P sebenarnya mempunyai kesamaan dengan lima unsur dalam 5C. Misalnya unsur kepribadian memiliki kesamaan dengan unsur karakter. Sedangkan unsur tujuan, prospek, dan pembayaran dapat memperjelas unsur kapasitas dalam konsep 5C. Unsur perlindungan dalam 7P mungkin dapat disamakan dengan kollateral dalam konsep 5C.

Tiga komponen dalam prinsip 3R adalah:
1.    Tingkat pengembalian usaha (return)
2.    Kemampuan membayar kembali (repayment)
3.    Kemampuan menanggung resiko (risk bearing ability)

Unsur-unsur yang dibahas dalam konsep 3R sebenarnya telah dibahas dalam analisis aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kredit. Hanya saja konsep 3R memberi penekanan kepada aspek finansial dari analisis kredit.

sumber :
www.google.com
Arin's.blogspot.com
http://arsasi.wordpress.com/2008/09/21/analisa-kredit-6c/

Selasa, 01 Mei 2012

Analisis Perubahan Pendapatan

Analisis Perubahan pendapatan
  1. Pentingnya analisis perubahan penghasilan dan biaya
Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :
o   Menurut ilmu ekonomi. Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
o   Menurut ilmu akuntansi. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan :
  • Sumber pendapatan
  • Produk dan kegiatan utama perusahaan.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi (selama periode) yang timbul dalam rangka kegiatan usaha dari suatu badan bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan meningkatkan kontribusi dari ekuitas peserta. (IAS 18,7). Pendapatan harus diukur pada nilai wajar dengan pertimbangan diterimanya piutang.(IAS 18,9) .
Pengakuan PendapatanPencatatan jumlah rupiah pendapatan secara formal ke dalam sistem pembukuan sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statement keuangan.
Dua konsep penting:
  • Pembentukan pendapatan (earning of revenue)
  • Realisasi pendapatan (realization of revenue)
Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk atau baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.
Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan.
Kriteria pengakuan pendapatan.Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran suatu item baik dalam kata-kata maupun dalam jumlahnya, dimana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Empat kriteria mendasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui adalah :
  • Definsi item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.
  • Item tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur.
  • Relevansi informasi mengenai item tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam pengambilan keputusan.
  • Reliabilitas informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar dapat diuji, dan netral.
    Empat kriteria pengakuan di atas, diterapkan pada semua item yang akan diakui pada laporan keuangan. Namun SFAC No.5 menyatakan persyaratan yang lebih mengikat dalam hal pengakuan komponen laba dan pada pengakuan perubahan lainnya dalam aktiva atau kewajiban. Sebagai tambahan pada empat kriteria pengakuan secara umum yang telah dijelaskan sebelumnya, pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila :
a.Pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan.
b.Pendapatan dan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar dari proses untuk menghasilkan laba telah selesai. Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke dalam kas tertentu. Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas, dimana ada pasar publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual pada harga pasar yang telah diketahui.
c.Pengukuran pendapatan. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima. Pengakuan pendapatan
Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.
  1. Laporan perubahan laba bruto dan analisisnya
Laba kotor (gross profit) merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Karena itu laba kotor dipengaruhi oleh harga dan kuantitas penjualan, dan juga harga perolehan tiap unit produk yang terjual. Dari sisi penjualan, perubahan Laba kotor dipengaruhi oleh adanya perubahan pada item:
1.    perubahan harga jual per unit produk,
2.  perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau dihasilkan.
Dari sisi harga pokok penjualan perubahan laba kotor dipengaruhi oleh adanya perubahan :
1.    Harga pokok rata-rata per unit produk, dan
2.    Kuantitas atau volume produk yang dijual.
Berikut diuraikan beberapa formula untuk mengukur variance atau ”penyimpangan” realisasi laba kotor dari laba kotor yang dianggarkan. Formula-formula ini bisa juga digunakan untuk mebuat analisis perubahan laba kotor antara tahun sekarang dengan tahun seelumnya. Untuk tujuan ini maka kata-kata ”dianggarkan” dalam formula ini diganti dengan kata-kata ”tahun lalu”.
Karena pertimbangan biaya dan kepraktisan, perusahaan-perusahaan yang relatif kecil sering tidak mau membuat anggaran yang lebih spesifik/formal dalam menjalankan bisnisnya. Sebagai pengganti anggaran mereka menggunakan pengalamannya tahun-tahun sebelumnya sebagai patokan (benchmark) untuk tahun terakhir.
a.       Perubahan harga jual (sales price variance); yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya dengan harga jual yang dianggarkan, atau harga jual periode sebelumnya.
b.       Perubahan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance); yaitu adanya perbedaan anatara kuantitas produk yang direncanakan atau periode sebelumnya dengan kuantitas yang sesungguhnya terjual.
c.        Perubahan harga pokok penjualan per unit produk (Cost Price Variance); yaitu adanya perbedaan antara harga pokok penjualan per unit produk (unit cost) menurut anggaran atau periode sebelumnya dengan harga pokok sesungguhnya.
  1. Berbagai macam bentuk ratio antar perkiraan di laporan rugi laba sehubungan dengan analisis perubahan pendapatan
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai operasi perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengertian dari modal kerja disini peneliti kemukakan beberapa pendapat :
a. James C Van Harne (1997:214) menyatakan, bahwa “Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan”
b. J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991:157), menyatakan bahwa “Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan”.
c. Bambang Riyanto (1995:7), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :
a.       Konsep kuantitatif. Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancer ( gross working capital ).
b.      Konsep kualitatif. Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net working capital ). Sehingga menunjukan margin of protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek )
c.       Konsep fungsional. Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan future income. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.
Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya
  1. Laporan Keuangan
Tahapan berikutnya dalam siklus akuntansi adalah mempersiapkan laporan keuangan. Laporan keuangan ini sangat penting bagi pihak manajemen, kreditor dan investor.Laporan keuangan terdiri dari 3 macam :
1.       
    • Laporan Laba-Rugi (income statement). Laporan laba-rugi adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam satu periode akuntansi.
    • Laporan Perubahan Modal (statement of equity) . Laporan perubahan modal adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya modal suatu perusahaan akibat dari laba atau rugi yang diterima oleh perusahaan tersebut dalam satu periode akuntansi.
    • Neraca (balance sheet) . Laporan neraca adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menunjukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.
Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun. Jenis-jenis analisa rasio keuangan adalah :
a. Rasio Likuiditas . Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban- kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas yang digunakan,
yaitu :
1)       Current Ratio =………………………(1)
2)       2) Acid Test Ratio = ….(2)
3)       3) Cash Position Ratio =………………(3)
b. Rasio Solvabilitas. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang). Ada 4(empat) rasio solvabilitas yang digunakan. yaitu :
1) Total Debt To Equity Ratio=…………………… ………… ………… …..(4)
2) Total Debt To Total Assets Ratio=…………………… ………… ………… …….(5)
3) Long Term Debt To Equity=…………………… ………… …(6)
4) Long Term Debt To Total Assets =………………… ………… ……..(7)
cRasio Profitabilitas. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Ada 4 (empat rasio profitabilitas yang digunakan,  yaitu :
1) Return On Equity (ROE)=……………… ………….(8)
2) Return On Assets (ROA) =……………… ……….(9)
3) Net Profit Margin=……………… ………… ………….(10)
4) Gross Profit Margin =……………… …………(11)
Laporan Rugi Laba
Karena laporan rugi laba merupakan laporan akuntansi utama, maka laporan ini tidak asing lagi di setiap perusahaan. Banyak kesan bahwa menyusun laporan ini sulit, Pada hal sangat sederhana apalagi dikerjakan pada sistem akuntansi komputer, untuk menerbitkan laporan ini tinggal clik command button, komputer segera mengerjakannya. Sesungguhnya memang sederhana dan gampang sekali. Timbulnya kesan rumit adalah karena laporan ini melibatkan semua transaksi yang jumlahnya relative banyak, mulai dari awal periode akuntansi sampai periode akhir. Jumlah yang banyak itulah yang sulit, namun dengan bantuan komputer semua itu jadi mudah dan cepat. Untuk memahami laporan Rugi laba kita perhatikan konsep dasarnya yang sangat sederhana yaitu :
Untung = Jual – Beli
Sekarang kita kembangkan, Jual itu dalam suatu kegiatan usaha melibat unsur diskon, retur dll. Sedangkan unsur beli melibatkan unsur barang yang dijual sebagai biaya pokok. Disamping itu dalam melakukan usaha tersebut melibatkan kegiatan operasional yang menyebabkan timbul biaya operasional. Selain itu masih terdapat unsur lain yaitu unsur yang tidak terkait langsung dengan usaha pokok perusahaan kita sebut saja pendapatan/biaya diluar usaha atau biaya lain lain dan terakhir terdapat hubungan dengan kewajiban kepada pemerintah yaitu berupa pajak.
  1. Operating ratio
Rasio keuangan yang berhubungan dengan kinerja penjualan yaitu:
  • Profit margin. Profit margin merupakan salah satu rasio rentabilitas yang menggambarkan laba (rugi) bersih per penjualan yang dihasilkan.  Rumus untuk mencari profit margin adalah:
Profit Margin = (Laba Bersih/Penjualan) * 100%
Semakin tinggi nilai profit margin berarti semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
  • Rasio operasi. Rasio operasi menggambarkan perputaran operating assets dalam hubungannya dengan penjualan bersih dan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Rasio Operasi = (Penjualan Bersih/Aktiva Lancar) * 100%
Semakin tinngi rasio operasi berarti menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan aktiva lancar yang dimiliki dalam menghasilkan penjualan bersih.
  1. Faktor-faktor  yang mempengaruhi laba bersih
Menurut Ahmed Belkaouli dalam bukunya Teori Akuntansi jilid 1(1987:Erlangga) Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya. Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.
7.       Analisis Perubahan Pendapatan.
Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :
1. Menurut ilmu ekonomi, Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
2. Menurut ilmu akuntansi, Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan.
Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke dalam kas tertentu. Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas, dimana ada pasar publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual pada harga pasar yang telah diketahui. Pengukuran pendapatan
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima.
Pengakuan pendapatan. Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.